Friday, January 10, 2014

Selamat Pagi Bali


Pada hari ini aku dan keluargaku meluangkan waktu untuk pergi jalan jalan sambil berolah raga. Tujuan kami adalah menikmati keindahan pantai Padang Galak dan pantai Sanur.  Hari minggu adalah hari yang ditunggu sama anak anak, yang mana bangun pagi tidak dikejar  kejar,  bangun pagi tanpa ocehan dari mama tercintanya, hari yang  mana kegiatan bisa diawali lebih siang. Anak anak puas membungkus diri dengan selimut sampai jam 7:00 pagi.

Pagi ini sangat cerah, tidak nampak mendung sedikitpun, angin juga berhembus kencang sesuai dengan ramalan cuaca di google bright and windy.  Anak  anak memulai aktifitas dengan mandi kemudian minum susu dan sedikit roti, sisa makanan semalam. Aku sendiri seperti biasa sebelum mandi menikmati kopi hitam manis yang khusus dibawa dari kampong, Kopi Robusta Organik, sangat nikmat. Aku melihat istriku tercinta mempersiapkan segala sesuatu untuk kami bawa ke pantai, seperti air minum, handuk kecil dan snack sebagai jaga jaga bila anak anak kelaparan dalam perjalanan. Hari minggu yang ditunggu tunggu sama keluarga sehingga kami dapat menikmati keindahan pantai Bali yang hangat.

Jalan keluar komplek perumahan masih sepi ketika kami keluar.  Hatiku merasa lega duduk dibelakang kemudi dan mata dapat  lebih leluasa menikmati pemandangan dipinggir jalan. Segarnya udara di Pulau Dewata pada pagi ini menambah kegembiraan pada keluarga kami.  Kesegaran alami yang patut kita syukuri sebagai anugrah Tuhan yang Esa. Anak anakku langsung berteriak dari tempat duduk belakang karena  aku lupa menghidupkan radio.  Mereka sudah terbiasa mendengarkan lagu lagu yang bagus dari station favoritnya  di kota Denpasar bila berangkat ke sekolah.  Tuhan terimakasih atas segala anugerahmu. Dalam keceriaan pagi ini aku terusik oleh sampah sampah dipinggir jalan atau bahkan ada sampah plastic ditengah jalan. Aku juga melihat sampah sampah rumah tangga masih banyak terkumpul dipinggir jalan. Sepertinya petugas pengangkut sampah belum sampai kekomplek perumahan kami.  Pada beberapa tempat pengumpulan sampah banyak sampah yang sudah berhamburan akibat diacak acak oleh anjing liar yang berusaha mendapatkan makanan diantara sampah rumah tangga tersebut. Dasar anjing nakal.  Hal ini sangat mengganggu pemandangan  bagi pengguna jalan raya. Sampah yang menumpuk  juga menggangu penduduk yang kebetulan tinggal tidak jauh dari tempat pengumpulan sampah.  Keindahan pohon pohon kamboja yang banyak ditanam di pinggir jalan raya menjadi berkurang karena sampah yang berserakan.  Harumnya bunga kamboja jadi berkurang  akibat bercampur dengan bau sampah.

Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan juga terlihat dari banyaknya sampah sampah terserak dipinggir jalan raya, baik sampah plastic,  sampah sampah kertas dan sampah lainnya yang tercecer secara sembarangan. Adakalanya penduduk membuang  sampah secara sembarangan,  tumpah sampai ke got/selokan air. Pemerintah daerah juga kurang peduli dalam menyediakan tempat pembuangan sampah. Kolaborasi Antara masyarakat dengan pemerintah dalam hal ini saling mendukung untuk mengurangi keindahan Pulau Bali.

Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab penduduk lokal saja. Penduduk pendatang seharusnya juga ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kebiasaan dan budaya lokal seharusnya dihormati sebagai acuan dalam kehidupan sehari hari. Hari ini saya melihat penduduk desa pekraman tetangga banjar  melakukan kerja bakti guna membersihkan lingkungan. Mereka secara bergotong royong, memotong rumput rumput liar, memotong dahan kayu yang menjuntai ke jalan, membersihkan saluran air, dan mengumpulkan sampah yang berserakan disepanjang jalan disekitar perkampungan mereka. Mereka melakukan bersih bersih dengan hati yang riang dan saling bercengkrama, saling mengakrabkan diri dengan tetangga.  Gotong royong di desa memiliki banyak makna bagi mereka.  Dalam pengamatanku ada yang kurang elok pada kegiatan tersebut.  Penduduk pendatang yang mengais rejeki  didesa tersebut tidak terlibat. Saya melihat warung sate siap siap buka, terlihat suami istri bekerja  seperti biasa.  Ada juga saya lihat pedagang bakso asik membersihkan rombongnya sebagai persiapan jualan hari ini.  Saya khawatir mereka tidak terlibat karena tidak dilibatkan atau mereka tidak ikut karena merasa bukan kewajiban mereka. Bila mereka tidak dilibatkan karena mereka adalah pendatang menurut pendapat saya kurang tepat. Mereka seharusnya dilibatkan dalam gotong royong membersihkan desa. Bila mereka sudah diajak terlibat tetapi mereka tidak mau maka seharusnya mereka ditegor dan disuruh terlibat bila masih mau tinggal di desa tersebut.  Semestinya mereka juga peduli terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Di beberapa tempat di Denpasar para pendatang sudah mulai tidak mengindahkan ketentuan adat yang berlaku yang mana mereka sudah mulai memanfaatkan trotoar untuk berjualan. Begitupun penduduk lokal karena iming iming ada pendapatan tambahan dari sewa tempat mulai dapat menerima kondisi ini. Penduduk asli dan pendatang sama sama  tidak peduli dengan keindahan dan kebersihan lingkungan.  Pada beberapa tempat yang dulunya sisi jalan dihiasi oleh bunga kamboja atau bunga yang lain sekarang sudah dihiasi oleh lapak lapak pedagang. Nasib Baliku yang mulai memprihatinkan.

Ketika aku sedang asyik berbincang dengan anak anak sambil menyetir, tiba tiba ada pengendara sepeda motor datang dari arah berlawanan dengan menenteng tas plastic merah. Tanpa menguragi kecepatan tepat diatas jembatan pengendara sepeda motor melemparkan tas plastiknya ke sungai. Gerakan seperti dalam film film laga, tanpa ekspresi, tanpa bicara dan sttttttt    cessssss. Tas plastic terbang dan jatuh ke sungai.  Aku sempat khawatir bila ada orang dibawah sungai sana, pasti sangat marah apalagi bila kena kepalanya  atau mungkin juga ada yang senang karena ada yang menunggu lemparan sampah dibawah sana, menunggu plastic atau kaleng dari logam. Aku berusaha menjelaskan kepada anak dan istriku bahwa apa yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor tersebut tidaklah benar.

Sepanjang perjalanan kami dari rumah sampai ditengah kota pemandangan kami sangat terusik oleh menggunungnya sampah dipinggir jalan. Rupanya petugas yang berkewajiban mengurus sampah juga kena sindrom hari minggu.  Ku lihat istriku disamping geleng geleng kepala melihat keadaan ini. Aku berusaha menenangkan istriku dengan mengatakan bahwa petugas sampah juga manusia, yang sekali dalam seminggu pasti juga ingin bangun dan berangkat kerja agak siang. Tetapi istriku buru buru memotong pembicaraanku dengan mengatakan bahwa hari hari biasa juga petugas sampah sering terlambat dan keterlambatan mereka menimbulkan pekerjaan tambahan bagi ibu ibu. “Lho koq bisa”,potongku. Istriku menjelaskan bila petugas sampah terlambat datang maka sampah yang sudah ditempatkan di tempat sampah diluar rumah sering kali menjadi tempat anjing anjing mencari sisa makanan dan sudah pasti sampah tersebut di acak acak oleh binatang itu. Walau sudah ditutup, tetap masih bisa  dibuka ramai ramai oleh anjing liar dan  menjadi berantakan.  Ibu ibu rumah tangga kembali harus merapikan dan memasukkan sampah ketempatnya, bila tidak begitu maka petugas sampah juga tidak akan mau mengambil sampah yang berserakan diluar tempatnya dengan alasan keterbatasan waktu  dan pasti tetap berantakan.

Bali dikenal sebagai tujuan wisata sudah tidak asing lagi. Banyak tempat tujuan wisata yang bisa dikunjungi.  Para leluhur kami di Bali sudah mewariskan budaya dan tempat tempat suci yang dibuat ditempat yang indah menawan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Sistem pertanian yang diwariskan leluhur kami juga menjadi magnet yang mampu menarik wisatan datang berkunjung. Dalam perjalanan kepantai kami juga melewati persawahan. Hari ini aku melihat tanaman padi yang tumbuh subur  dan belum berbuah, sangat hijau. Dalam perjalanan ke pantai Padang Galak aku melihat beberapa kali penumpang mobil pribadi melemparkan plastic bekas pembungkus makanan dan botol plastic kemasan air mineral  keluar mobil.  Mereka melemparkan material seakan akan tidak ada orang lain dibelakang mereka.  Bila kita ingin Bali lebih lama memberikan kenyamanan kepada  wisatawan semestinya kita harus lebih intensif memelihara lingkungan.

 Ketika aku sampai di pantai, sudah banyak pengunjung. Tempat parkir masih lapang sehingga aku dapat memarkir mobil dengan cepat dan aman.  Anak anak sepertinya sudah tidak sabar dan segera keluar begitu mesin mobil kumatikan. Matahari sudah kelihatan di ujung timur. Bangunan Pura yang berada di ujung timur track terlihat indah dengan terpaan sinar matahari pagi. Senang rasanya melihat anak anakku bergabung dengan wisatawan menikmati keindahan pantai.Kami mulai jalan kaki dari pantai Padang Galak menuju kearah barat, pantai Sanur.  Deburan suara ombak mengirim pesan kedamaian kepada para pengunjung pantai.  Sudah pasti keceriaan dihari minggu ini membuat  hati menjadi segar. Ada yang berolah raga berkelompok dan ada juga yang jalan kaki sendiri. Penat kepala yang diakibatkan oleh beban kerja dari senin sampai sabtu terkikis. Tiba tiba pikiranku terusik oleh keberadaann sungai yang bermuara dipantai. Pertanyaan yang muncul adalah masih bersihkan air itu? Masih amankah air tersebut bila mengenai kulit atau bahkan mata. Seperti kita pernah dengar bahwa beberapa kali pantai yang menjadi tujuan wisata dipenuhi oleh material yang dikirim melalui air sungai. Mudah mudahan generasi mendatang lebih peduli terhadap lingkungan.  Untuk saat ini sudah pasti masih aman karena belum ada keluhan dari masyarakat.

Tidak terasa kami sudah bolak balik pantai Padang Galak-Sanur sebayak 2 kali dalam waktu 1 jam.  Anak anak berhenti duluan dan memilih berhenti  tepat dilapak pedagang sate ikan.  Mereka langsung  memesan makanan buat mereka  sementara  masih menambah setengah  putaran.  Pantai yang indah dan masih hijau, smoga  keindahan ini jangan cepat hilang akibat penambahan bangunan. Tak terasa pengunjungpun mulai berkurang karena  sinar matahari mulai panas.  Aku sendiri sangat mendukung program Bali Green,  dan seharusnya pemerintah yang memiliki program tersebut tidak henti hentinya memberikan pengertiandan pengarahan  kepada masyarakat dan pemerintah daerah juga harus menjadi teladan didalam mengaplikasikan program Bali Green.  Kebersihan, kenyamanan, keamanan  dan keindahan Pulau Bali menjadi tanggung jawab masyarakat pulau Bali baik penduduk asli maupun pendatang. Smoga Bali menjadi lebih baik. Selamat Pagi Baliku.

Pada hari ini aku dan keluargaku meluangkan waktu untuk pergi jalan jalan sambil berolah raga. Tujuan kami adalah menikmati keindahan pantai Padang Galak dan pantai Sanur.  Hari minggu adalah hari yang ditunggu sama anak anak, yang mana bangun pagi tidak dikejar  kejar,  bangun pagi tanpa ocehan dari mama tercintanya, hari yang  mana kegiatan bisa diawali lebih siang. Anak anak puas membungkus diri dengan selimut sampai jam 7:00 pagi.

Pagi ini sangat cerah, tidak nampak mendung sedikitpun, angin juga berhembus kencang sesuai dengan ramalan cuaca di google bright and windy.  Anak  anak memulai aktifitas dengan mandi kemudian minum susu dan sedikit roti, sisa makanan semalam. Aku sendiri seperti biasa sebelum mandi menikmati kopi hitam manis yang khusus dibawa dari kampong, Kopi Robusta Organik, sangat nikmat. Aku melihat istriku tercinta mempersiapkan segala sesuatu untuk kami bawa ke pantai, seperti air minum, handuk kecil dan snack sebagai jaga jaga bila anak anak kelaparan dalam perjalanan. Hari minggu yang ditunggu tunggu sama keluarga sehingga kami dapat menikmati keindahan pantai Bali yang hangat.

Jalan keluar komplek perumahan masih sepi ketika kami keluar.  Hatiku merasa lega duduk dibelakang kemudi dan mata dapat  lebih leluasa menikmati pemandangan dipinggir jalan. Segarnya udara di Pulau Dewata pada pagi ini menambah kegembiraan pada keluarga kami.  Kesegaran alami yang patut kita syukuri sebagai anugrah Tuhan yang Esa. Anak anakku langsung berteriak dari tempat duduk belakang karena  aku lupa menghidupkan radio.  Mereka sudah terbiasa mendengarkan lagu lagu yang bagus dari station favoritnya  di kota Denpasar bila berangkat ke sekolah.  Tuhan terimakasih atas segala anugerahmu. Dalam keceriaan pagi ini aku terusik oleh sampah sampah dipinggir jalan atau bahkan ada sampah plastic ditengah jalan. Aku juga melihat sampah sampah rumah tangga masih banyak terkumpul dipinggir jalan. Sepertinya petugas pengangkut sampah belum sampai kekomplek perumahan kami.  Pada beberapa tempat pengumpulan sampah banyak sampah yang sudah berhamburan akibat diacak acak oleh anjing liar yang berusaha mendapatkan makanan diantara sampah rumah tangga tersebut. Dasar anjing nakal.  Hal ini sangat mengganggu pemandangan  bagi pengguna jalan raya. Sampah yang menumpuk  juga menggangu penduduk yang kebetulan tinggal tidak jauh dari tempat pengumpulan sampah.  Keindahan pohon pohon kamboja yang banyak ditanam di pinggir jalan raya menjadi berkurang karena sampah yang berserakan.  Harumnya bunga kamboja jadi berkurang  akibat bercampur dengan bau sampah.

Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan juga terlihat dari banyaknya sampah sampah terserak dipinggir jalan raya, baik sampah plastic,  sampah sampah kertas dan sampah lainnya yang tercecer secara sembarangan. Adakalanya penduduk membuang  sampah secara sembarangan,  tumpah sampai ke got/selokan air. Pemerintah daerah juga kurang peduli dalam menyediakan tempat pembuangan sampah. Kolaborasi Antara masyarakat dengan pemerintah dalam hal ini saling mendukung untuk mengurangi keindahan Pulau Bali.

Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab penduduk lokal saja. Penduduk pendatang seharusnya juga ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kebiasaan dan budaya lokal seharusnya dihormati sebagai acuan dalam kehidupan sehari hari. Hari ini saya melihat penduduk desa pekraman tetangga banjar  melakukan kerja bakti guna membersihkan lingkungan. Mereka secara bergotong royong, memotong rumput rumput liar, memotong dahan kayu yang menjuntai ke jalan, membersihkan saluran air, dan mengumpulkan sampah yang berserakan disepanjang jalan disekitar perkampungan mereka. Mereka melakukan bersih bersih dengan hati yang riang dan saling bercengkrama, saling mengakrabkan diri dengan tetangga.  Gotong royong di desa memiliki banyak makna bagi mereka.  Dalam pengamatanku ada yang kurang elok pada kegiatan tersebut.  Penduduk pendatang yang mengais rejeki  didesa tersebut tidak terlibat. Saya melihat warung sate siap siap buka, terlihat suami istri bekerja  seperti biasa.  Ada juga saya lihat pedagang bakso asik membersihkan rombongnya sebagai persiapan jualan hari ini.  Saya khawatir mereka tidak terlibat karena tidak dilibatkan atau mereka tidak ikut karena merasa bukan kewajiban mereka. Bila mereka tidak dilibatkan karena mereka adalah pendatang menurut pendapat saya kurang tepat. Mereka seharusnya dilibatkan dalam gotong royong membersihkan desa. Bila mereka sudah diajak terlibat tetapi mereka tidak mau maka seharusnya mereka ditegor dan disuruh terlibat bila masih mau tinggal di desa tersebut.  Semestinya mereka juga peduli terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Di beberapa tempat di Denpasar para pendatang sudah mulai tidak mengindahkan ketentuan adat yang berlaku yang mana mereka sudah mulai memanfaatkan trotoar untuk berjualan. Begitupun penduduk lokal karena iming iming ada pendapatan tambahan dari sewa tempat mulai dapat menerima kondisi ini. Penduduk asli dan pendatang sama sama  tidak peduli dengan keindahan dan kebersihan lingkungan.  Pada beberapa tempat yang dulunya sisi jalan dihiasi oleh bunga kamboja atau bunga yang lain sekarang sudah dihiasi oleh lapak lapak pedagang. Nasib Baliku yang mulai memprihatinkan.

Ketika aku sedang asyik berbincang dengan anak anak sambil menyetir, tiba tiba ada pengendara sepeda motor datang dari arah berlawanan dengan menenteng tas plastic merah. Tanpa menguragi kecepatan tepat diatas jembatan pengendara sepeda motor melemparkan tas plastiknya ke sungai. Gerakan seperti dalam film film laga, tanpa ekspresi, tanpa bicara dan sttttttt    cessssss. Tas plastic terbang dan jatuh ke sungai.  Aku sempat khawatir bila ada orang dibawah sungai sana, pasti sangat marah apalagi bila kena kepalanya  atau mungkin juga ada yang senang karena ada yang menunggu lemparan sampah dibawah sana, menunggu plastic atau kaleng dari logam. Aku berusaha menjelaskan kepada anak dan istriku bahwa apa yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor tersebut tidaklah benar.

Sepanjang perjalanan kami dari rumah sampai ditengah kota pemandangan kami sangat terusik oleh menggunungnya sampah dipinggir jalan. Rupanya petugas yang berkewajiban mengurus sampah juga kena sindrom hari minggu.  Ku lihat istriku disamping geleng geleng kepala melihat keadaan ini. Aku berusaha menenangkan istriku dengan mengatakan bahwa petugas sampah juga manusia, yang sekali dalam seminggu pasti juga ingin bangun dan berangkat kerja agak siang. Tetapi istriku buru buru memotong pembicaraanku dengan mengatakan bahwa hari hari biasa juga petugas sampah sering terlambat dan keterlambatan mereka menimbulkan pekerjaan tambahan bagi ibu ibu. “Lho koq bisa”,potongku. Istriku menjelaskan bila petugas sampah terlambat datang maka sampah yang sudah ditempatkan di tempat sampah diluar rumah sering kali menjadi tempat anjing anjing mencari sisa makanan dan sudah pasti sampah tersebut di acak acak oleh binatang itu. Walau sudah ditutup, tetap masih bisa  dibuka ramai ramai oleh anjing liar dan  menjadi berantakan.  Ibu ibu rumah tangga kembali harus merapikan dan memasukkan sampah ketempatnya, bila tidak begitu maka petugas sampah juga tidak akan mau mengambil sampah yang berserakan diluar tempatnya dengan alasan keterbatasan waktu  dan pasti tetap berantakan.

Bali dikenal sebagai tujuan wisata sudah tidak asing lagi. Banyak tempat tujuan wisata yang bisa dikunjungi.  Para leluhur kami di Bali sudah mewariskan budaya dan tempat tempat suci yang dibuat ditempat yang indah menawan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Sistem pertanian yang diwariskan leluhur kami juga menjadi magnet yang mampu menarik wisatan datang berkunjung. Dalam perjalanan kepantai kami juga melewati persawahan. Hari ini aku melihat tanaman padi yang tumbuh subur  dan belum berbuah, sangat hijau. Dalam perjalanan ke pantai Padang Galak aku melihat beberapa kali penumpang mobil pribadi melemparkan plastic bekas pembungkus makanan dan botol plastic kemasan air mineral  keluar mobil.  Mereka melemparkan material seakan akan tidak ada orang lain dibelakang mereka.  Bila kita ingin Bali lebih lama memberikan kenyamanan kepada  wisatawan semestinya kita harus lebih intensif memelihara lingkungan.

 Ketika aku sampai di pantai, sudah banyak pengunjung. Tempat parkir masih lapang sehingga aku dapat memarkir mobil dengan cepat dan aman.  Anak anak sepertinya sudah tidak sabar dan segera keluar begitu mesin mobil kumatikan. Matahari sudah kelihatan di ujung timur. Bangunan Pura yang berada di ujung timur track terlihat indah dengan terpaan sinar matahari pagi. Senang rasanya melihat anak anakku bergabung dengan wisatawan menikmati keindahan pantai.Kami mulai jalan kaki dari pantai Padang Galak menuju kearah barat, pantai Sanur.  Deburan suara ombak mengirim pesan kedamaian kepada para pengunjung pantai.  Sudah pasti keceriaan dihari minggu ini membuat  hati menjadi segar. Ada yang berolah raga berkelompok dan ada juga yang jalan kaki sendiri. Penat kepala yang diakibatkan oleh beban kerja dari senin sampai sabtu terkikis. Tiba tiba pikiranku terusik oleh keberadaann sungai yang bermuara dipantai. Pertanyaan yang muncul adalah masih bersihkan air itu? Masih amankah air tersebut bila mengenai kulit atau bahkan mata. Seperti kita pernah dengar bahwa beberapa kali pantai yang menjadi tujuan wisata dipenuhi oleh material yang dikirim melalui air sungai. Mudah mudahan generasi mendatang lebih peduli terhadap lingkungan.  Untuk saat ini sudah pasti masih aman karena belum ada keluhan dari masyarakat.

Tidak terasa kami sudah bolak balik pantai Padang Galak-Sanur sebayak 2 kali dalam waktu 1 jam.  Anak anak berhenti duluan dan memilih berhenti  tepat dilapak pedagang sate ikan.  Mereka langsung  memesan makanan buat mereka  sementara  masih menambah setengah  putaran.  Pantai yang indah dan masih hijau, smoga  keindahan ini jangan cepat hilang akibat penambahan bangunan. Tak terasa pengunjungpun mulai berkurang karena  sinar matahari mulai panas.  Aku sendiri sangat mendukung program Bali Green,  dan seharusnya pemerintah yang memiliki program tersebut tidak henti hentinya memberikan pengertiandan pengarahan  kepada masyarakat dan pemerintah daerah juga harus menjadi teladan didalam mengaplikasikan program Bali Green.  Kebersihan, kenyamanan, keamanan  dan keindahan Pulau Bali menjadi tanggung jawab masyarakat pulau Bali baik penduduk asli maupun pendatang. Smoga Bali menjadi lebih baik. Selamat Pagi Baliku.

Pada hari ini aku dan keluargaku meluangkan waktu untuk pergi jalan jalan sambil berolah raga. Tujuan kami adalah menikmati keindahan pantai Padang Galak dan pantai Sanur.  Hari minggu adalah hari yang ditunggu sama anak anak, yang mana bangun pagi tidak dikejar  kejar,  bangun pagi tanpa ocehan dari mama tercintanya, hari yang  mana kegiatan bisa diawali lebih siang. Anak anak puas membungkus diri dengan selimut sampai jam 7:00 pagi.
Pagi ini sangat cerah, tidak nampak mendung sedikitpun, angin juga berhembus kencang sesuai dengan ramalan cuaca di google bright and windy.  Anak  anak memulai aktifitas dengan mandi kemudian minum susu dan sedikit roti, sisa makanan semalam. Aku sendiri seperti biasa sebelum mandi menikmati kopi hitam manis yang khusus dibawa dari kampong, Kopi Robusta Organik, sangat nikmat. Aku melihat istriku tercinta mempersiapkan segala sesuatu untuk kami bawa ke pantai, seperti air minum, handuk kecil dan snack sebagai jaga jaga bila anak anak kelaparan dalam perjalanan. Hari minggu yang ditunggu tunggu sama keluarga sehingga kami dapat menikmati keindahan pantai Bali yang hangat.
Jalan keluar komplek perumahan masih sepi ketika kami keluar.  Hatiku merasa lega duduk dibelakang kemudi dan mata dapat  lebih leluasa menikmati pemandangan dipinggir jalan. Segarnya udara di Pulau Dewata pada pagi ini menambah kegembiraan pada keluarga kami.  Kesegaran alami yang patut kita syukuri sebagai anugrah Tuhan yang Esa. Anak anakku langsung berteriak dari tempat duduk belakang karena  aku lupa menghidupkan radio.  Mereka sudah terbiasa mendengarkan lagu lagu yang bagus dari station favoritnya  di kota Denpasar bila berangkat ke sekolah.  Tuhan terimakasih atas segala anugerahmu. Dalam keceriaan pagi ini aku terusik oleh sampah sampah dipinggir jalan atau bahkan ada sampah plastic ditengah jalan. Aku juga melihat sampah sampah rumah tangga masih banyak terkumpul dipinggir jalan. Sepertinya petugas pengangkut sampah belum sampai kekomplek perumahan kami.  Pada beberapa tempat pengumpulan sampah banyak sampah yang sudah berhamburan akibat diacak acak oleh anjing liar yang berusaha mendapatkan makanan diantara sampah rumah tangga tersebut. Dasar anjing nakal.  Hal ini sangat mengganggu pemandangan  bagi pengguna jalan raya. Sampah yang menumpuk  juga menggangu penduduk yang kebetulan tinggal tidak jauh dari tempat pengumpulan sampah.  Keindahan pohon pohon kamboja yang banyak ditanam di pinggir jalan raya menjadi berkurang karena sampah yang berserakan.  Harumnya bunga kamboja jadi berkurang  akibat bercampur dengan bau sampah.
Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan juga terlihat dari banyaknya sampah sampah terserak dipinggir jalan raya, baik sampah plastic,  sampah sampah kertas dan sampah lainnya yang tercecer secara sembarangan. Adakalanya penduduk membuang  sampah secara sembarangan,  tumpah sampai ke got/selokan air. Pemerintah daerah juga kurang peduli dalam menyediakan tempat pembuangan sampah. Kolaborasi Antara masyarakat dengan pemerintah dalam hal ini saling mendukung untuk mengurangi keindahan Pulau Bali.
Kebersihan lingkungan tidak hanya menjadi tanggung jawab penduduk lokal saja. Penduduk pendatang seharusnya juga ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kebiasaan dan budaya lokal seharusnya dihormati sebagai acuan dalam kehidupan sehari hari. Hari ini saya melihat penduduk desa pekraman tetangga banjar  melakukan kerja bakti guna membersihkan lingkungan. Mereka secara bergotong royong, memotong rumput rumput liar, memotong dahan kayu yang menjuntai ke jalan, membersihkan saluran air, dan mengumpulkan sampah yang berserakan disepanjang jalan disekitar perkampungan mereka. Mereka melakukan bersih bersih dengan hati yang riang dan saling bercengkrama, saling mengakrabkan diri dengan tetangga.  Gotong royong di desa memiliki banyak makna bagi mereka.  Dalam pengamatanku ada yang kurang elok pada kegiatan tersebut.  Penduduk pendatang yang mengais rejeki  didesa tersebut tidak terlibat. Saya melihat warung sate siap siap buka, terlihat suami istri bekerja  seperti biasa.  Ada juga saya lihat pedagang bakso asik membersihkan rombongnya sebagai persiapan jualan hari ini.  Saya khawatir mereka tidak terlibat karena tidak dilibatkan atau mereka tidak ikut karena merasa bukan kewajiban mereka. Bila mereka tidak dilibatkan karena mereka adalah pendatang menurut pendapat saya kurang tepat. Mereka seharusnya dilibatkan dalam gotong royong membersihkan desa. Bila mereka sudah diajak terlibat tetapi mereka tidak mau maka seharusnya mereka ditegor dan disuruh terlibat bila masih mau tinggal di desa tersebut.  Semestinya mereka juga peduli terhadap lingkungan dimana mereka tinggal. Di beberapa tempat di Denpasar para pendatang sudah mulai tidak mengindahkan ketentuan adat yang berlaku yang mana mereka sudah mulai memanfaatkan trotoar untuk berjualan. Begitupun penduduk lokal karena iming iming ada pendapatan tambahan dari sewa tempat mulai dapat menerima kondisi ini. Penduduk asli dan pendatang sama sama  tidak peduli dengan keindahan dan kebersihan lingkungan.  Pada beberapa tempat yang dulunya sisi jalan dihiasi oleh bunga kamboja atau bunga yang lain sekarang sudah dihiasi oleh lapak lapak pedagang. Nasib Baliku yang mulai memprihatinkan.
Ketika aku sedang asyik berbincang dengan anak anak sambil menyetir, tiba tiba ada pengendara sepeda motor datang dari arah berlawanan dengan menenteng tas plastic merah. Tanpa menguragi kecepatan tepat diatas jembatan pengendara sepeda motor melemparkan tas plastiknya ke sungai. Gerakan seperti dalam film film laga, tanpa ekspresi, tanpa bicara dan sttttttt    cessssss. Tas plastic terbang dan jatuh ke sungai.  Aku sempat khawatir bila ada orang dibawah sungai sana, pasti sangat marah apalagi bila kena kepalanya  atau mungkin juga ada yang senang karena ada yang menunggu lemparan sampah dibawah sana, menunggu plastic atau kaleng dari logam. Aku berusaha menjelaskan kepada anak dan istriku bahwa apa yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor tersebut tidaklah benar.
Sepanjang perjalanan kami dari rumah sampai ditengah kota pemandangan kami sangat terusik oleh menggunungnya sampah dipinggir jalan. Rupanya petugas yang berkewajiban mengurus sampah juga kena sindrom hari minggu.  Ku lihat istriku disamping geleng geleng kepala melihat keadaan ini. Aku berusaha menenangkan istriku dengan mengatakan bahwa petugas sampah juga manusia, yang sekali dalam seminggu pasti juga ingin bangun dan berangkat kerja agak siang. Tetapi istriku buru buru memotong pembicaraanku dengan mengatakan bahwa hari hari biasa juga petugas sampah sering terlambat dan keterlambatan mereka menimbulkan pekerjaan tambahan bagi ibu ibu. “Lho koq bisa”,potongku. Istriku menjelaskan bila petugas sampah terlambat datang maka sampah yang sudah ditempatkan di tempat sampah diluar rumah sering kali menjadi tempat anjing anjing mencari sisa makanan dan sudah pasti sampah tersebut di acak acak oleh binatang itu. Walau sudah ditutup, tetap masih bisa  dibuka ramai ramai oleh anjing liar dan  menjadi berantakan.  Ibu ibu rumah tangga kembali harus merapikan dan memasukkan sampah ketempatnya, bila tidak begitu maka petugas sampah juga tidak akan mau mengambil sampah yang berserakan diluar tempatnya dengan alasan keterbatasan waktu  dan pasti tetap berantakan.
Bali dikenal sebagai tujuan wisata sudah tidak asing lagi. Banyak tempat tujuan wisata yang bisa dikunjungi.  Para leluhur kami di Bali sudah mewariskan budaya dan tempat tempat suci yang dibuat ditempat yang indah menawan sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Sistem pertanian yang diwariskan leluhur kami juga menjadi magnet yang mampu menarik wisatan datang berkunjung. Dalam perjalanan kepantai kami juga melewati persawahan. Hari ini aku melihat tanaman padi yang tumbuh subur  dan belum berbuah, sangat hijau. Dalam perjalanan ke pantai Padang Galak aku melihat beberapa kali penumpang mobil pribadi melemparkan plastic bekas pembungkus makanan dan botol plastic kemasan air mineral  keluar mobil.  Mereka melemparkan material seakan akan tidak ada orang lain dibelakang mereka.  Bila kita ingin Bali lebih lama memberikan kenyamanan kepada  wisatawan semestinya kita harus lebih intensif memelihara lingkungan.
 Ketika aku sampai di pantai, sudah banyak pengunjung. Tempat parkir masih lapang sehingga aku dapat memarkir mobil dengan cepat dan aman.  Anak anak sepertinya sudah tidak sabar dan segera keluar begitu mesin mobil kumatikan. Matahari sudah kelihatan di ujung timur. Bangunan Pura yang berada di ujung timur track terlihat indah dengan terpaan sinar matahari pagi. Senang rasanya melihat anak anakku bergabung dengan wisatawan menikmati keindahan pantai.Kami mulai jalan kaki dari pantai Padang Galak menuju kearah barat, pantai Sanur.  Deburan suara ombak mengirim pesan kedamaian kepada para pengunjung pantai.  Sudah pasti keceriaan dihari minggu ini membuat  hati menjadi segar. Ada yang berolah raga berkelompok dan ada juga yang jalan kaki sendiri. Penat kepala yang diakibatkan oleh beban kerja dari senin sampai sabtu terkikis. Tiba tiba pikiranku terusik oleh keberadaann sungai yang bermuara dipantai. Pertanyaan yang muncul adalah masih bersihkan air itu? Masih amankah air tersebut bila mengenai kulit atau bahkan mata. Seperti kita pernah dengar bahwa beberapa kali pantai yang menjadi tujuan wisata dipenuhi oleh material yang dikirim melalui air sungai. Mudah mudahan generasi mendatang lebih peduli terhadap lingkungan.  Untuk saat ini sudah pasti masih aman karena belum ada keluhan dari masyarakat.
Tidak terasa kami sudah bolak balik pantai Padang Galak-Sanur sebayak 2 kali dalam waktu 1 jam.  Anak anak berhenti duluan dan memilih berhenti  tepat dilapak pedagang sate ikan.  Mereka langsung  memesan makanan buat mereka  sementara  masih menambah setengah  putaran.  Pantai yang indah dan masih hijau, smoga  keindahan ini jangan cepat hilang akibat penambahan bangunan. Tak terasa pengunjungpun mulai berkurang karena  sinar matahari mulai panas.  Aku sendiri sangat mendukung program Bali Green,  dan seharusnya pemerintah yang memiliki program tersebut tidak henti hentinya memberikan pengertiandan pengarahan  kepada masyarakat dan pemerintah daerah juga harus menjadi teladan didalam mengaplikasikan program Bali Green.  Kebersihan, kenyamanan, keamanan  dan keindahan Pulau Bali menjadi tanggung jawab masyarakat pulau Bali baik penduduk asli maupun pendatang. Smoga Bali menjadi lebih baik. Selamat Pagi Baliku.


No comments:

Post a Comment