Wednesday, October 17, 2012

Kelompok Peternak Padang Sari.




           Pada akhir tahun 2010 beberapa warga penduduk desa Padangan berkumpul guna membicarakan  kegiatan sampingan yang dapat menghasilkan uang sebagai tambahan penghasilan.  Sebagian besar penduduk desa Padangan adalah petani kopi.  Tanaman kopi biasanya panen antara bulan Juni sampai bulan September.  Pekerjaan lainnya adalah membersihkan rumput pengganggu  yang dikerjakan setahun tiga kali. Jadi petani hanya bekerja sekitar 4 bulan dalam setahun. 
Pada bulan-bulan  tidak ada kesibukan ada beberapa petani yang beralih menjadi kuli bangunan dan pergi ke kota.  Tetapi tidak semua penduduk memiliki ketrampilan sebagai tukang sehingga banyak yang masih tetap berada di desa dan tidak mendapatkan penghasilan pada bulan  September sampai bulan Mei.  Hal ini menimbulkan kegalauan bagi beberapa warga desa Padangan.
          Awalnya dua sampai tiga orang berkumpul untuk membicarakan hewan ternak yang mudah dipelihara dan tidak memerlukan lahan yang luas. Disamping itu hewan yang dipelihara juga tidak membutuhkan makanan yang mahal atau makanan yang mudah didapat dan murah. Oleh karena itu beberapa warga mulai melirik hewan kambing sebagai alternative sebagai hewan peliharaan.  Pada waktu yang sama pemerintah daerah Kabupaten Tabanan  memiliki program memberikan sumbangan ternak kepada petani guna membantu petani  dalam usaha menambah penghasilan tahunan.  Seperti gayung bersambut maka warga petani yang sedang dihinggapi kegalauan membentuk kelompok peternak.  Kelompok peternak yang dibentuk mengkhususkan pada usaha peternak kambing.
           Kelompok peternak kambing yang dibentuk pada akhir tahun 2010 diberi nama Kelompok Peternak Padang Sari. Kelompok peternak Padang sari dibentuk oleh 22 orang petani warga desa Padangan, baik warga yang berdomisili di banjar Padangan Kaja maupun warga yang berdomisili dibanjar Padangan Kelod.  Setiap anggota  rata -rata memiliki  5 ekor kambing, ada yang memelihara kambing kacang dan ada yang memelihara kambing peranakan Etawa. Beberapa peternak sudah memelihara kambing sebelum kelompok dibentuk dan mereka  menjadi mentor kepada peternak lainnya. Tujuan dari dibentuknya kelompok  peternak Padang Sari adalah untuk memberikan wadah bagi para peternak yang memulai belajar beternak kambing guna secara bersama sama menimba pengetahuan, berbagi pengalaman dan belajar bersama sama.
          Pada mulanya sebagian besar peternak ini tidak memiliki pengetahuan serta pengalaman beternak  kambing.  Kelompok ini juga dibentuk berkat peran serta pemerintah daerah didalam usaha meningkatkan kesejahteraan petani. Pemerintah daerah juga memberikan sumbangan  sebesar  lima juta rupiah kepada masing masing anggota kelompok. Dana itu digunakan  membuat kandang kambing, membeli bibit dan membeli obat-obatan.  Pemerintah daerah aktif dalam memberikan pengarahan dan penyuluhan kepada para peternak pemula.  Pada tahun 2012 pemerintah daerah kabupaten Tabanan memberikan kesempatan kepada kelompok ternak Padang Sari  mewakili Pemerintah Daerah pada lomba kelompok peternak kambing  se Propinsi Bali dan kelompok peternak Padang Sari berhasil menyabet Juara Ke Dua.
         Pada pertengahan tahun 2012 beberapa anggota kelompok sudah mulai menjual hasil ternak mereka. Hasil ternak yang sudah dijual adalah kambing muda sedangkan kotoran ternak masih digunakan untuk kepentingan peternak sendiri. Kalau dilihat secara ekonomis bahwa pendapatan yang diperoleh untuk saat ini belum seberapa, tetapi hal yang paling menggembirakan adalah bahwa anggota makin bergairah untuk mengembangkan usaha ternak mereka. Walaupun hasilnya masih kecil dengan uang yang diperoleh belum seberapa banyak namun kegembiraan peternak binaan pemerintah daerah ini sangat  terasa.  Kelompok masih rutin mengadakan pertemuan guna membahas hal-hal yang menyangkut kebutuhan para peternak dan hal yang berhubungan dengan bagaimana meningkatkan usaha peternakan. Diskusi antar peternak juga kerap terjadi bila mana mereka bertemu di sekitar kandang-kandang peternak. 
          

      
                  Peternak kambing Padang Sari masih sangat memerlukan bimbingan baik dari pemerintah daerah maupun dari para cendikiawan didalam memajukan usaha peternakan mereka. Masih banyak yang harus peternak  pelajari guna dapat meningkatkan produksi, bagaimana mengolah limbah ternak, masih banyak yang belum bahwa kambing juga bisa menghasilkan susu. Pada saat ini potensi susu kambing juga belum bisa dikerjakan karena keterbatasan pengetahuan dan juga keterampilan. Peternak belum pernah mendapatkan pelatihan untuk memerah dan mengolah susu kambing.  Limbah dari ternak kambing juga belum dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang aktifitas Padangan Go Green. Kotoran ternak masih digunakan sebagai pupuk tanpa pengolahan lebih dulu sehingga manfaatnya sebagai pupuk organic belum optimal.  Beberapa kali pertemuan saya dengan peternak  yang saya dapatkan adalah mereka sangat haus akan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak kambing, smoga ada pihak-pihak yang berkopenten bisa membantu kebutuhan peternak dari Kelompok Peternak Padang Sari.
       Nama nama anggota kelompok peternak Padang Sari  Padangan:
11.       I Gede Arthamba  ( Ketua kelompok)
22.       I Ketut Supala
33.       I Ketut Manis
44.       I ketut Wimuda
55.       I Nyoman Rudika
66.       I Wayan Seplog
77.       I Gede Sintia
88.       I Gde Sumandana
99.       Wayan Dulu Arsana
110.   I Ketut Pangku
111.   I Gede Arpadita
112.   I Nengah Mudin
113.   Jero Garba
114.   I Gede Kasen
115.   Pan Sugiyana
116.   Ketut Sukirman
117.   Gede Budika
118.   I Ketut Suwata
119.   Gede Rekawan
220.   Nyoman Sulaba
221.   Nyoman Sumerta
222.   I wayan Garba

Gotong Royong  dan Kekeluargaan.
        Dalam belajar dan berusaha anggota kelompok mengutamakan kekeluargaan sehingga tidak terlihat adanya benturan benturan yang berarti terutama pada penetapan harga jual yang sering merugikan petani, hal ini mungkin dari akibat produksi  mereka yang belum banyak.  Harapan kedepan bahwa para peternak dapat secara mandiri berusaha dan bisa meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang saat ini masih belum dapat dikatakan layak. Sangat ironis bilamana kita bandingkan dengan daerah perkotaan atau daerah lain yang banyak dikunjungi wisatawan.
        Untuk memajukan usaha peternakan para anggota kelompok Padang Sari sering melakukan diskusi, saling mengunjungi ternak peternak lainnya guna memperoleh tambahan pengetahuan.  Mereka masih saling terbuka dan masih berbagi pengetahuan.  Peran pegawai penyuluh peternakan sangat berperan sebagai sumber pengetahuan. Dokter hewan disamping tempat untuk mengobati hewan yang sakit juga berperan dalam memberikan penyuluhan.
       Peran pemerintah daerah masih sangat minim, sampai saat ini hanya  penyertaan modal awal  yang sangat dirasakan oleh anggota kelompok peternak. Pemerintah daerah masih jarang mengunjungi  para peternak, kesan yang ada adalah pembiaran. Pemerintah belum memberikan penyuluhan secara berkala kepada kelompok sehingga semangat usaha yang ada terus bertahan dan berkembang dan dapat meningkatkan semangat usaha para peternak.

No comments:

Post a Comment