Pada akhir
tahun 2010 beberapa warga penduduk desa Padangan berkumpul guna
membicarakan kegiatan sampingan yang
dapat menghasilkan uang sebagai tambahan penghasilan. Sebagian besar penduduk desa Padangan adalah
petani kopi. Tanaman kopi biasanya panen
antara bulan Juni sampai bulan September.
Pekerjaan lainnya adalah membersihkan rumput pengganggu yang dikerjakan setahun tiga kali. Jadi petani
hanya bekerja sekitar 4 bulan dalam setahun.
Pada bulan-bulan tidak ada kesibukan ada beberapa petani yang beralih menjadi kuli bangunan dan pergi ke kota. Tetapi tidak semua penduduk memiliki ketrampilan sebagai tukang sehingga banyak yang masih tetap berada di desa dan tidak mendapatkan penghasilan pada bulan September sampai bulan Mei. Hal ini menimbulkan kegalauan bagi beberapa warga desa Padangan.
Pada bulan-bulan tidak ada kesibukan ada beberapa petani yang beralih menjadi kuli bangunan dan pergi ke kota. Tetapi tidak semua penduduk memiliki ketrampilan sebagai tukang sehingga banyak yang masih tetap berada di desa dan tidak mendapatkan penghasilan pada bulan September sampai bulan Mei. Hal ini menimbulkan kegalauan bagi beberapa warga desa Padangan.
Awalnya dua
sampai tiga orang berkumpul untuk membicarakan hewan ternak yang mudah
dipelihara dan tidak memerlukan lahan yang luas. Disamping itu hewan yang
dipelihara juga tidak membutuhkan makanan yang mahal atau makanan yang mudah
didapat dan murah. Oleh karena itu beberapa warga mulai melirik hewan kambing
sebagai alternative sebagai hewan peliharaan.
Pada waktu yang sama pemerintah daerah Kabupaten Tabanan memiliki program memberikan sumbangan ternak
kepada petani guna membantu petani dalam
usaha menambah penghasilan tahunan.
Seperti gayung bersambut maka warga petani yang sedang dihinggapi
kegalauan membentuk kelompok peternak.
Kelompok peternak yang dibentuk mengkhususkan pada usaha peternak
kambing.
Kelompok peternak kambing yang dibentuk pada akhir tahun 2010 diberi nama
Kelompok Peternak Padang Sari. Kelompok peternak Padang sari dibentuk oleh 22
orang petani warga desa Padangan, baik warga yang berdomisili di banjar
Padangan Kaja maupun warga yang berdomisili dibanjar Padangan Kelod. Setiap anggota rata -rata memiliki 5 ekor kambing, ada yang memelihara kambing
kacang dan ada yang memelihara kambing peranakan Etawa. Beberapa peternak sudah
memelihara kambing sebelum kelompok dibentuk dan mereka menjadi mentor kepada peternak lainnya. Tujuan
dari dibentuknya kelompok peternak Padang
Sari adalah untuk memberikan wadah bagi para peternak yang memulai belajar
beternak kambing guna secara bersama sama menimba pengetahuan, berbagi pengalaman
dan belajar bersama sama.
Pada mulanya sebagian besar peternak
ini tidak memiliki pengetahuan serta pengalaman beternak kambing.
Kelompok ini juga dibentuk berkat peran serta pemerintah daerah didalam
usaha meningkatkan kesejahteraan petani. Pemerintah daerah juga memberikan
sumbangan sebesar lima juta rupiah kepada masing masing anggota
kelompok. Dana itu digunakan membuat
kandang kambing, membeli bibit dan membeli obat-obatan. Pemerintah daerah aktif dalam memberikan
pengarahan dan penyuluhan kepada para peternak pemula. Pada tahun 2012 pemerintah daerah kabupaten
Tabanan memberikan kesempatan kepada kelompok ternak Padang Sari mewakili Pemerintah Daerah pada lomba kelompok
peternak kambing se Propinsi Bali dan
kelompok peternak Padang Sari berhasil menyabet Juara Ke Dua.
Pada
pertengahan tahun 2012 beberapa anggota kelompok sudah mulai menjual hasil
ternak mereka. Hasil ternak yang sudah dijual adalah kambing muda sedangkan
kotoran ternak masih digunakan untuk kepentingan peternak sendiri. Kalau
dilihat secara ekonomis bahwa pendapatan yang diperoleh untuk saat ini belum
seberapa, tetapi hal yang paling menggembirakan adalah bahwa anggota makin
bergairah untuk mengembangkan usaha ternak mereka. Walaupun hasilnya masih
kecil dengan uang yang diperoleh belum seberapa banyak namun kegembiraan
peternak binaan pemerintah daerah ini sangat
terasa. Kelompok masih rutin
mengadakan pertemuan guna membahas hal-hal yang menyangkut kebutuhan para
peternak dan hal yang berhubungan dengan bagaimana meningkatkan usaha
peternakan. Diskusi antar peternak juga kerap terjadi bila mana mereka bertemu
di sekitar kandang-kandang peternak.
Peternak kambing Padang Sari masih sangat
memerlukan bimbingan baik dari pemerintah daerah maupun dari para cendikiawan
didalam memajukan usaha peternakan mereka. Masih banyak yang harus
peternak pelajari guna dapat
meningkatkan produksi, bagaimana mengolah limbah ternak, masih banyak yang
belum bahwa kambing juga bisa menghasilkan susu. Pada saat ini potensi susu
kambing juga belum bisa dikerjakan karena keterbatasan pengetahuan dan juga
keterampilan. Peternak belum pernah mendapatkan pelatihan untuk memerah dan
mengolah susu kambing. Limbah dari
ternak kambing juga belum dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang aktifitas
Padangan Go Green. Kotoran ternak masih digunakan sebagai pupuk tanpa
pengolahan lebih dulu sehingga manfaatnya sebagai pupuk organic belum optimal. Beberapa kali pertemuan saya dengan
peternak yang saya dapatkan adalah
mereka sangat haus akan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam beternak
kambing, smoga ada pihak-pihak yang berkopenten bisa membantu kebutuhan peternak
dari Kelompok Peternak Padang Sari.
Nama nama
anggota kelompok peternak Padang Sari
Padangan:
11.
I Gede Arthamba
( Ketua kelompok)
22.
I Ketut Supala
33.
I Ketut Manis
44.
I ketut Wimuda
55.
I Nyoman Rudika
66.
I Wayan Seplog
77.
I Gede Sintia
88.
I Gde Sumandana
99.
Wayan Dulu Arsana
110.
I Ketut Pangku
111.
I Gede Arpadita
112.
I Nengah Mudin
113.
Jero Garba
114.
I Gede Kasen
115.
Pan Sugiyana
116.
Ketut Sukirman
117.
Gede Budika
118.
I Ketut Suwata
119.
Gede Rekawan
220.
Nyoman Sulaba
221.
Nyoman Sumerta
222.
I wayan Garba
Gotong Royong dan
Kekeluargaan.
Dalam belajar
dan berusaha anggota kelompok mengutamakan kekeluargaan sehingga tidak terlihat
adanya benturan benturan yang berarti terutama pada penetapan harga jual yang
sering merugikan petani, hal ini mungkin dari akibat produksi mereka yang belum banyak. Harapan kedepan bahwa para peternak dapat
secara mandiri berusaha dan bisa meningkatkan kesejahteraan para anggotanya
yang saat ini masih belum dapat dikatakan layak. Sangat ironis bilamana kita
bandingkan dengan daerah perkotaan atau daerah lain yang banyak dikunjungi wisatawan.
Untuk
memajukan usaha peternakan para anggota kelompok Padang Sari sering melakukan
diskusi, saling mengunjungi ternak peternak lainnya guna memperoleh tambahan
pengetahuan. Mereka masih saling terbuka
dan masih berbagi pengetahuan. Peran pegawai
penyuluh peternakan sangat berperan sebagai sumber pengetahuan. Dokter hewan
disamping tempat untuk mengobati hewan yang sakit juga berperan dalam
memberikan penyuluhan.
Peran
pemerintah daerah masih sangat minim, sampai saat ini hanya penyertaan modal awal yang sangat dirasakan oleh anggota kelompok
peternak. Pemerintah daerah masih jarang mengunjungi para peternak, kesan yang ada adalah
pembiaran. Pemerintah belum memberikan penyuluhan secara berkala kepada
kelompok sehingga semangat usaha yang ada terus bertahan dan berkembang dan
dapat meningkatkan semangat usaha para peternak.
No comments:
Post a Comment