Pulau Bali adalah salah satu dari
ribuan pulau didalam wilayah Republik Indonesia. Sebagian besar penduduknya secara statistic kependudukan masih
menggantungkan rezekinya dari bidang pertanian. Bila melihat fakta yang ada
dimasyarakat bahwa generasi yang masih memiliki minat terhadap pertanian adalah
generasi tua, penduduk yang memiliki umur 45 tahun ke atas. Ketika liburan
kekampung halaman di kabupaten Tabanan saya mendapatkan pemandangan yang sangat
indah. Mulai pertigaan Antosari menuju
kecamatan Pupuan pemandangan sawah dengan padinya mulai menguning sangat
menawan. Sebagai anak petani saya sangat menikmati pemandangan sawah dengan
bentangan alam yang menawan. Sawah Terasering dengan system pengairan yang
sudah dewasa (Subak) menurut saya adalah salah satu bentuk karya seni yang
pernah dibuat oleh leluhur kami, juga merupakan karya seni kolosal rakyat Bali.
Pada beberapa ruas jalan antara Antasari sampai Pupuan, bentangan sawah mulai
compang camping sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan akibat dari pembangunan tambahan infrastruktur
pendukung kemajuan pembangunan. Sayang
tidak semua bangunan yang dibangun belakangan ini mendukung keasrian dari
bentangan sawah sawah tersebut.
Dalam
perjalanan melewati sawah sawah tersebut saya melihat bulir bulir padi mulai
menguning, dan ada beberapa yang sedang panen. Hal yang menarik adalah bahwa
saya mendapati buruh yang memanen padi tersebut bukan berasal dari penduduk local,
melainkan para pendatang yang datang ke Bali untuk mencari kerja. Mereka bisa
menerima pekerjaan tersebut dengan gembira dan penuh rasa syukur. Lalu bagaimana dengan anak muda yang tinggal
disekitar persawahan tersebut. Apakah semua dari mereka pergi ke kota? Apakah
semua dari mereka mereguk kesuksesan seperti harapan mereka? Bila tidak, kenapa
mereka tidak ambil alih pekerjaan memanen padi dari sawah mereka? Saya berharap
bahwa pemuda kami semua pada sibuk di kota, semua pada sukses dan mampu mandiri
dari hasil kerja di kota. Sehingga orang tua kami tidak memikul beban ganda,
pertama karena mereka telah mengeluarkan biaya tambahan untuk panen padi dan
kedua adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai para pemuda yang sebenarnya
belum bekerja tetapi karena tidak malu bekerja sebagai petani.
Tuhan
berkatilah kami semuanya, dan berkatilah pendatang yang mau mengerjakan
pekerjaan para tetua kami, Om Shanti Shanti Shanti Om.