Thursday, August 25, 2016

PUISI PUISIKU

Cinta

Hilang..
Datang...
Hilang
Harapan menjelang
Malang menerjang
Bimbang menimbang.
Malam......
Hitamku terpantang.
Engkaukah itu?


Indahmu....tiada batas
terurai tanpa tepian
terselubung birunya awan
Padat tanpa mimpi
Nyata  tiada ruang, tiada waktu
wahai cintaku
wajahmu harum
indah tak berbingkai


Sunday, March 13, 2016

NYEPI DI KAMPUNG (Tahun 2016)

Melaksanakan brata penyepian buat kami sekeluarga merupakan moment yang sangat ditunggu, pertama karena kami sekeluarga menganut agama Hindu yang mana Nyepi merupakan pergantian Tahun, kedua karena Nyepi merupakan moment yang kami tunggu dengan harapan kami para anggota keluarga dapat berkumpul bersama sama melaksanakan brata penyepian. Pada Nyepi tahun ini kami bersyukur karena karuniaNya kami bisa berkumpul di Kampung asal nenek moyang kami yaitu Desa Padangan kecamatan Pupuan.

Kami sekeluarga tiba dikampung halaman satu hari sebelum hari Nyepi kira kira pada pertengahan siang hari. Tiba dirumah langsung berganti pakaian sembahyang, pergi ke Pura Keluarga dan langsung sembahyang bersama. Kerinduan akan suasana kampong Bali sudah sangat terasa ketika kami tiba di desa kami tercinta. Bertemu dengan kerabat menjadikan suasana sangat riuh penuh canda dan penuh suka cita. Sudah lama kami sekeluarga tidak melaksanakan brata Penyepian di kampong.

Awalnya kami berpikir pawai Ogoh ogoh dikampung kurang seru karena kebanyakan dari kawula muda merantau ke kota yang pasti mengakibatkan sedikit waktu yang tersisa untuk membuat Ogoh ogoh. Ternyata dugaan tersebut meleset karena walaupun sedikit waktu tetapi dengan dedikasi yang tinggi dengan ditambah semangat gotong royong yang masih kuat maka mereka mamu membuat Ogoh ogoh yang sangat artistik. Tidak ada acara gladi bersih pada acara pawai Ogoh ogoh namun dengan dinamika yang alami membuat pawai ogoh ogoh menjadi pawai yang tidak membosankan.


Tiba saatnya melaksanakan brata penyepian sangat berkesan buat kami, mulai pagi hari hanya terdengar suara ayam berkokok, kemudian kicauan burung liar sangat mempesona. Megahnya gunung Batukaru menambah keindahan anugerah Ida Sang Hyang Widhi yang tidak terkira. Tanpa terasa satu hari kami lalui dengan sangat berkesan, hari yang penuh syukur akan besarnya karunia Tuhan Yang Esa. Berikut kami tampilkan foto pawai Ogoh ogoh pada saat Pengerupukan dan suasana pada Hari Nyepi. 








Sunday, November 22, 2015

Berkiss, Kedai Kopi, Minuman dan Makanan Sehat, Singkong goreng dari desa.

Berkis adalah nama yang diberikan oleh penduduk desa diwilayah kecamatan Pupuan kepada salah satu keluarga/jenis semut hitam. Semut hitam biasa ditemukan pada buah buahan. Selama ini didesa kami ditemukan dua jenis semut hitam yang biasa ditemukan, yang ukurannya lebih besar diberi nama Sidem dan yang memiliki ukuran lebih kecil dinamakan Berkis. Sidem biasanya tidak menggigit bila rumahnya kita ganggu, Sidem hanya berusaha untuk kabur. Semut Berkis bila tempat tinggalnya kita ganggu maka dia akan melakukan perlawanan dan akan menggigit kulit kita. Bila digigit Berkis maka kulit terasa perih dan gatal. Bau yang ditimbulkan oleh berkis juga lebih menyengat. Dikampung kami Berkis lumrah ditemukan hidup diantara buah kopi.


Lain ladang lain belalangnya, begitulah kata pepatah orang tua. Di Dalung juga ditemukan Berkis tetapi tidak binatang melainkan sebuah café, tempat nongkrong anak muda, tempat kumpul anak muda, tempat belajar mahasiswa dan mahasiswi. Tempatnya kecil tetapi nyaman, sejuk dan seperti café café yang lain free Wifi. Menu andalannya adalah kopi dengan variannya. Tentunya kopinya adalah kopi pilihan. Disiapkan oleh barista yang memiliki dedikasi dibidangnya dan kemudian dihidangkan dengan penuh rasa hormat memberikan rasa yang klop, nikmat serta memberikan cita rasa tinggi. Juga disediakan berbagai jenis minuman sehat lainnya seperti juice, beras kencur dan kunir asem. Hot and cold sudah menjadi pilihan untuk berbagai jenis minuman. Juga disediakan makanan ringan seperti pisang goreng, singkong goreng lengkap dengan sambalnya, tiramisu. Makanan khas anak muda seperti pempek, sepaghetti, burger, sandwich dan nasi goreng. Bila sedang berada  disekitaran Dalung Permai silahkan mencoba nongkrong di Berkiss Café.









Thursday, November 19, 2015

MELASTI KE PANTAI SOKA

Pagi hari pada hari minggu tanggal 15 November 2015 merupakan hari yang lebih istimewa buat kami sekeluarga. Pada hari tersebut kami semua bangun lebih cepat. Kami bangun sekitar jam tiga pagi. Semua anggota keluarga kami langsung berkemas dan siap siap berangkat. Tidak ada yang malas malasan. Semua bergerak cepat. Setelah semua siap dan barang barang dimasukkan ke mobil kami berangkat ke kampong halaman yaitu desa tercinta Desa Padangan. Setelah semua dalam mobil maka kami berangkat sekitar jam 3:30 pagi.
Jalanan sudah mulai sibuk, semua anggota keluarga bercerita dan berkelakar sebentar di dalam perjalanan. Suara riuh renyah terdengar sampai Tabanan dan setelahnya itu diam. Ternyata semua kembali tidur. Mama yoooo. Bobo lagi.
Mobil melaju cepat dan sekitar jam 05 kami sampai di desa, ternyata masyarakat desa sudah pada ramai dan siap siap dijalan desa. Mobil mobil sudah pada parkir sejajar dipinggir jalan dan semua mengarah ke timur. Ternyata semangat masyarakat dan secara gotong royong mempersiapkan segala keperluan Melasti. Tampak Pecalang sangat sibuk membantu mengamankan dan mengatur lalulintas di desa. Pak Polisi dimana? Tetapi tampaknya masyarakat sudah sangat percaya kepada swadaya pengaman desa yang disebut Pecalang. Makhluk ini kalau di desa lebih dihormati dari Polisi.

Setelah semua siap sekitar jam 6:15 arak arakan masyarakat desa Padangan berangkat ke pantai Soka untuk melaksanakan upacara Melasti. Berikut beberapa foto yang menggambarkan kemeriahan  upacara melasti pada hari tersebut.

















Thursday, May 28, 2015

Sawahku Lukisan Jiwaku

          


         Pulau Bali adalah salah satu dari ribuan pulau didalam wilayah Republik Indonesia. Sebagian besar penduduknya  secara statistic kependudukan masih menggantungkan rezekinya dari bidang pertanian. Bila melihat fakta yang ada dimasyarakat bahwa generasi yang masih memiliki minat terhadap pertanian adalah generasi tua, penduduk yang memiliki umur 45 tahun ke atas. Ketika liburan kekampung halaman di kabupaten Tabanan saya mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Mulai  pertigaan Antosari menuju kecamatan Pupuan pemandangan sawah dengan padinya mulai menguning sangat menawan. Sebagai anak petani saya sangat menikmati pemandangan sawah dengan bentangan alam yang menawan. Sawah Terasering dengan system pengairan yang sudah dewasa (Subak) menurut saya adalah salah satu bentuk karya seni yang pernah dibuat oleh leluhur kami, juga merupakan karya seni kolosal rakyat Bali. Pada beberapa ruas jalan antara Antasari sampai Pupuan, bentangan sawah mulai compang camping sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan  akibat dari pembangunan tambahan infrastruktur pendukung kemajuan pembangunan.  Sayang tidak semua bangunan yang dibangun belakangan ini mendukung keasrian dari bentangan sawah sawah tersebut.





         
        Dalam perjalanan melewati sawah sawah tersebut saya melihat bulir bulir padi mulai menguning, dan ada beberapa yang sedang panen. Hal yang menarik adalah bahwa saya mendapati buruh yang memanen padi tersebut bukan berasal dari penduduk local, melainkan para pendatang yang datang ke Bali untuk mencari kerja. Mereka bisa menerima pekerjaan tersebut dengan gembira dan penuh rasa syukur.  Lalu bagaimana dengan anak muda yang tinggal disekitar persawahan tersebut. Apakah semua dari mereka pergi ke kota? Apakah semua dari mereka mereguk kesuksesan seperti harapan mereka? Bila tidak, kenapa mereka tidak ambil alih pekerjaan memanen padi dari sawah mereka? Saya berharap bahwa pemuda kami semua pada sibuk di kota, semua pada sukses dan mampu mandiri dari hasil kerja di kota. Sehingga orang tua kami tidak memikul beban ganda, pertama karena mereka telah mengeluarkan biaya tambahan untuk panen padi dan kedua adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai para pemuda yang sebenarnya belum bekerja tetapi karena tidak malu bekerja sebagai petani.









Tuhan berkatilah kami semuanya, dan berkatilah pendatang yang mau mengerjakan pekerjaan para tetua kami, Om Shanti Shanti Shanti Om.