Sunday, November 22, 2015

Berkiss, Kedai Kopi, Minuman dan Makanan Sehat, Singkong goreng dari desa.

Berkis adalah nama yang diberikan oleh penduduk desa diwilayah kecamatan Pupuan kepada salah satu keluarga/jenis semut hitam. Semut hitam biasa ditemukan pada buah buahan. Selama ini didesa kami ditemukan dua jenis semut hitam yang biasa ditemukan, yang ukurannya lebih besar diberi nama Sidem dan yang memiliki ukuran lebih kecil dinamakan Berkis. Sidem biasanya tidak menggigit bila rumahnya kita ganggu, Sidem hanya berusaha untuk kabur. Semut Berkis bila tempat tinggalnya kita ganggu maka dia akan melakukan perlawanan dan akan menggigit kulit kita. Bila digigit Berkis maka kulit terasa perih dan gatal. Bau yang ditimbulkan oleh berkis juga lebih menyengat. Dikampung kami Berkis lumrah ditemukan hidup diantara buah kopi.


Lain ladang lain belalangnya, begitulah kata pepatah orang tua. Di Dalung juga ditemukan Berkis tetapi tidak binatang melainkan sebuah café, tempat nongkrong anak muda, tempat kumpul anak muda, tempat belajar mahasiswa dan mahasiswi. Tempatnya kecil tetapi nyaman, sejuk dan seperti café café yang lain free Wifi. Menu andalannya adalah kopi dengan variannya. Tentunya kopinya adalah kopi pilihan. Disiapkan oleh barista yang memiliki dedikasi dibidangnya dan kemudian dihidangkan dengan penuh rasa hormat memberikan rasa yang klop, nikmat serta memberikan cita rasa tinggi. Juga disediakan berbagai jenis minuman sehat lainnya seperti juice, beras kencur dan kunir asem. Hot and cold sudah menjadi pilihan untuk berbagai jenis minuman. Juga disediakan makanan ringan seperti pisang goreng, singkong goreng lengkap dengan sambalnya, tiramisu. Makanan khas anak muda seperti pempek, sepaghetti, burger, sandwich dan nasi goreng. Bila sedang berada  disekitaran Dalung Permai silahkan mencoba nongkrong di Berkiss Café.









Thursday, November 19, 2015

MELASTI KE PANTAI SOKA

Pagi hari pada hari minggu tanggal 15 November 2015 merupakan hari yang lebih istimewa buat kami sekeluarga. Pada hari tersebut kami semua bangun lebih cepat. Kami bangun sekitar jam tiga pagi. Semua anggota keluarga kami langsung berkemas dan siap siap berangkat. Tidak ada yang malas malasan. Semua bergerak cepat. Setelah semua siap dan barang barang dimasukkan ke mobil kami berangkat ke kampong halaman yaitu desa tercinta Desa Padangan. Setelah semua dalam mobil maka kami berangkat sekitar jam 3:30 pagi.
Jalanan sudah mulai sibuk, semua anggota keluarga bercerita dan berkelakar sebentar di dalam perjalanan. Suara riuh renyah terdengar sampai Tabanan dan setelahnya itu diam. Ternyata semua kembali tidur. Mama yoooo. Bobo lagi.
Mobil melaju cepat dan sekitar jam 05 kami sampai di desa, ternyata masyarakat desa sudah pada ramai dan siap siap dijalan desa. Mobil mobil sudah pada parkir sejajar dipinggir jalan dan semua mengarah ke timur. Ternyata semangat masyarakat dan secara gotong royong mempersiapkan segala keperluan Melasti. Tampak Pecalang sangat sibuk membantu mengamankan dan mengatur lalulintas di desa. Pak Polisi dimana? Tetapi tampaknya masyarakat sudah sangat percaya kepada swadaya pengaman desa yang disebut Pecalang. Makhluk ini kalau di desa lebih dihormati dari Polisi.

Setelah semua siap sekitar jam 6:15 arak arakan masyarakat desa Padangan berangkat ke pantai Soka untuk melaksanakan upacara Melasti. Berikut beberapa foto yang menggambarkan kemeriahan  upacara melasti pada hari tersebut.